Selasa, 26 April 2022

Mensyukuri Kebaikan Orang Lain

Salam kebaikan buat kita semua. Saya cuma mau sharing dan sekaligus sebagai wahana untuk mengingatkan diri saya sehingga saya menulis. Kali ini tentang mensyukuri kebaikan orang lain.

Teman-teman yang budiman, dalam berinteraksi dengan sesama, katakanlah keluarga (kita ambil contoh terdekat dengan kita), tak dipungkiri pastilah ada crush kepentingan, crush argument, karena setiap orang punya point of view sendiri-sendiri sesuai bentukan dari genetik dan juga lingkungannya. Hal ini tentu mengganggu kehidupan sehari-hari kita bila kita tidak memiliki manajemen hati yang baik. 

Tidak semua orang itu sama dengan kita, sama view nya dengan kita. Kadang orang melakukan hal tertentu punya alasan yang baik, namun dalam pandangan orang di sekitarnya itu adalah sesuatu yang buruk. Maka sebaiknya kita tidak boleh gampang berprasangka buruk terhadap orang lain. Itu adalah sikap yang harus kita miliki dan kita paksakan dalam diri kita. Megapa, menurut saya sikap berprasangka buruk itu bisa menjadi candu. Bisa membuat orang terus menerus berprasangka buruk. Menjadi kebiasaan bagi si pemilik prasangka.

Setiap orang itu ada baik buruknya. Itu catatan pertamanya. Jadi kalau orang sedang keseleo berbuat buruk, maafkanlah. Jangan beranggapan atau menggeneralisir bahwa semua hal yang ada dalam dirinya termasuk tingkah laku dan pandangannya itu buruk. Kita sering lihat mental beberapa orang di negri ini ketika ada saudaranya yang salah, maka ia kemudian dibuli. Sedangkan ketika ia berbuat sesuatu yang bagus/baik atau bahkan berprestasi malah diam saja seolah tidak tahu menahu. Contoh: teman kita menaruh sandal dengan tidak merapikannya, lalu kita marah-marah dan mengecap dia sebagai orang yang tidak suka kerapian dan kebersihan. Di sisi lain, dia suka membantu kita, memboncengkannya dari kampus ke kosan, tapi kita tak pernah berkomentar apa-apa. Seorang istri, suaminya tiap hari bekerja untuknya dengan susah payah. Istri tersebut tak berkomentar apapun. Namun ketika suaminya tidak mau membantunya untuk isi ulang tabung gas istri marah-marah. Ini tidak terjadi ketika seorang istri tersebut memilih untuk bersabar dan mensyukuri kebaikan suaminya. "Oh iya suamiku sudah lelah bekerja seharian, biarlah aku yang beli isi ulang tabung gasnya." Seorang mertua marah-marah karena menantunya tidak membelikan anaknya baju ketika lebaran karena ekonominya melarat. Itu tidak akan terjadi jika mertua mensyukuri kebaikan menantunya misalnya "oh ga apa lah dia ga beliin baju baru buat anakku, yang penting dia shalatnya masih rajin, dia juga bekerja  sungguh-sungguh untuk menafkahi keluarga." 

Kesimpulannya kalau ingin hidup bahagia: 

"Lebihkan prasangka baikmu daripada prasangka burukmu"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar